• "GUSTI MBOTEN SARE"

    Nasihat bijak berbahasa Jawa itu pantas disampaikan kepada orang yang sedang mengalami permasalahan berat dalam hidupnya, baik yang menyangkut keluarga, pekerjaan, kehidupan ekonomi, penyakit yang diderita dan 1001 persoalan lainnya. Ungkapan ini mau menegaskan bahwa TUHAN tidak pernah membiarkan atau meninggalkan umat-NYA sendirian dalam pergulatannya mengatasi permasalahan berat, seperti wabah Covid-19 yang sudah hampir dua tahun menyerang Tanah Air kita ini; bahkan pada akhir-akhir ini semakin merebak dengan liar.

    Kata bijak itu muncul karena tidak jarang orang mengalami keputusasaan, hingga semua itu berujung pada "gantung diri", minum desinfectan atau terjun bebas dari gedung lantai 20. Tegasnya, keputusasaan itu berakhir dengan bunuh diri.

    Mengapa orang sampai tega bunuh diri? Alasannya sangat sederhana yaitu tidak sanggup lagi menanggung beban penderitaan lahir maupun batin.

    Memang harus diakui bahwa kalau kita hanya mengandalkan kemampuan dan kekuatan sendiri, niscaya tidak kuat menanggungnya. Persoalan berat itu perlu di share kepada orang dekat yang bisa dipercaya. Tetapi kalau hal ini tidak mungkin dilakukan karena berbagai alasan, maka satu-satunya jalan adalah "sharing" dengan TUHAN sendiri. TUHAN-lah Asal dan Tujuan Kehidupan. Ketika sesama manusia tidak dapat dipercaya dan diandalkan lagi, maka TUHAN-lah Andalan kita! Kita imani, bahwa DIA dengan cara-NYA sendiri akan datang membantu untuk menemukan "jalan keluar" dari berbagai permasalahan pelik yang kita hadapi. Karena itu jangan sampai kita ikut-ikutan menyalahkan TUHAN: Di mana TUHAN, koq diam saja? Mengapa kita dibiarkan menderita?

    Seperti dikisahkan dalam Bacaan Pertama, bangsa Israel berada dalam penindasan Raja Firaun dan bangsa Mesir. Ternyata dengan cara-NYA sendiri ALLAH yang telah memilih bangsa Israel sebagai bangsa pilihan dan akan menjadikannya bangsa yang besar, telah mendengarkan tangisan dan seruan mereka, sehingga DIA mengirim utusan-NYA - Musa - untuk memimpin keluar dari penderitaan bangsa Mesir. Dan ketika Musa ragu apakah ia diterima kepemimpinannya di kalangan bangsanya sendiri, maka ALLAH menempatkan dalam mulutnya kata-kata kuasa yang meluluhkan hati bangsanya sendiri. Demikian pula ketika Musa tidak sanggup membujuk Raja Mesir, maka Tangan TUHAN yang penuh kuasa diacungkan untuk melakukan perbuatan yang ajaib, misalnya Musa bisa membelah laut hingga bangsa Israel bisa meneruskan ke Tanah  terjanji. Di bawah perlindungan dan pimpinan ALLAH sendiri, Israel akan menemukan dan membangun masa depannya. ALLAH mengikuti mereka selalu dalam perjalanan Keselamatan dan sangat berarti itu.

    Perlu kita imani dan yakini bahwa TUHAN senantiasa akan memberi jalan keluar bagi setiap permasalahan yang secara manusiawi tidak dapat dipecahkan. Hati-NYA yang penuh kerahiman dan belas kasih selalu siap menerima manusia yang rendah hati, penuh iman dan berserah kepada-NYA. Sabda ALLAH tergenapi dalam Diri KRISTUS yang pada hari ini menyatakan dengan lembut: "Marilah kepada-KU, semua yang letih lesu dan berbeban berat, AKU akan memberi kelegaan kepadamu". (Mat.11:28). TUHAN YESUS tidak melarikan diri atau bahkan "tidur," ketika orang yang percaya dan berharap serta pasrah kepada-NYA, sedang mengalami persoalan berat. Justru DIA menyediakan Diri untuk menanggung beban berat itu dan menggantinya dengan kelegaan. Percayalah, YESUS KRISTUS adalah Sumber pelepas dahaga, letih dan lesu yang sejati! DIA mengundang setiap orang yang letih lesu untuk mereguk kesegaran secara cuma-cuma! DIA bukan sekedar pelarian sementara, seperti dilakukan orang yang kebingungan lalu lari ke narkoba atau hiburan malam. Setiap orang yang punya relasi yang akrab dengan DIA, pasti tidak akan "haus dan letih lesu" lagi. TUHAN mau memberikan Diri-NYA sendiri bagi kita.

    Yesus pun mengajar para murid dan kita untuk belajar memikul beban, mempersembahkan  segala dukacita, penderitaan pisik dan batin serta sakit (selama menjalani "isoman" atau dirawat di ICU dan ruang perawatan di Rumah Sakit) dengan pengorbanan Salib-NYA. Dengan belajar dari YESUS, kita akan dikuatkan "memikul kuk" yang dipercayakan kepada kita demi kebaikan dan keselamatan diri kita maupun orang lain. Persoalan pokok adalah apakah kita mau dan berani serta rendah hati  datang kepada-NYA dan mempercayakan segala beban dan derita itu kepada DIA? Dan juga maukah kita dengan rendah hati dan percaya untuk sharing beban hidup kita itu dengan TUHAN YESUS sendiri?

    Teladan kerendahan hati diberikan oleh St. Bonaventura (1221-1274), imam Fransiskan (OFM : Ordo Fratrum Minorum - Ordo Saudara-saudara Dina), yang dianugerahi otak yang encer. Ia menjadi seorang penulis yang handal tentang segala hal yang berhubungan dengan ALLAH sehingga ia dijuluki "Doktor Malaikat". Ia tetap bersikap rendah hati meskipun buku-bukunya membuat dirinya terkenal. Baginya, belajar berarti berdoa, sehingga terus-menerus merenung. Bila ada yang tanya dari mana ia mendapatkan kepandaiannya, ia menunjuk pada salib YESUS. "Dari DIA! Saya mempelajari YESUS yang disalibkan". Setiap ada persoalan berat, ia selalu datang menghadap YESUS Yang Tersalib. Ia yakin DIA-lah Sumber kekuatan kita! Dalam salah satu tulisannya, ia menulis:

    "Kesombongan biasanya menggilakan manusia, karena ia diajar untuk meremehkan apa yang sangat berharga seperti Rakhmat dan Keselamatan, dan menjunjung tinggi apa yang seharusnya dicela, seperti kesia-siaan dan keserakahan".

    Santo Bonaventura meninggal dalam perjalanannya menuju Konsili di Lyon, Perancis. Ia sangat berjasa dalam upaya mempersatukan kembali Gereja Ortodoks Yunani dan Gereja Roma Katolik.

    Ya YESUS, ajarilah aku untuk rendah hati dan penuh iman untuk datang kepada-MU. Kuatkanlah aku bila aku merasa letih lesu dan sangat berat salib kehidupanku. Santo Bonaventura doakanlah aku. Amin.

    Terus taati Prokes dan aturan lain. 

    AMDG. Berkat Tuhan.

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.
  • ()